Loncat ke konten
Pusat Berita > Acara

Menjelajahi Pengukuran di Dunia Digital di Advertising Week Asia

3 menit dibaca | Juni 2017

Minggu ini, tiga pemimpin kami berpartisipasi dalam Advertising Week Asia 2017 di Tokyo bersama dengan beberapa pemikir terbaik di industri pemasaran, periklanan, teknologi, dan hiburan.

Kosuke Yamada, Direktur Nielsen Digital, mengawali kehadiran Nielsen dalam sesi yang membahas tentang "Era Berikutnya dari Iklan Terprogram." Di atas panggung bersamanya adalah Tetsuya Shintani, Country Manager Trade Desk, dan Makoto Nagata, Pemimpin Redaksi DIGIDAY Jepang. Bersama-sama mereka mengeksplorasi apa yang diperlukan untuk iklan programatik untuk mendorong gelombang iklan mobile berikutnya, apa yang harus dilakukan oleh pemasar untuk meningkatkan penargetan dan keahlian mereka, dan apa yang diperlukan untuk mengukur usia iklan programatik.

Dalam sesi tersebut, Kosuke menekankan mengapa pengukuran dari pihak ketiga menjadi lebih penting di era periklanan terprogram. "Tidak semua media memberikan penargetan berdasarkan data audiens yang sama. Jadi perlu untuk mengkonfirmasi dengan pengukuran independen bahwa hal tersebut didasarkan pada pemahaman tentang informasi dan atribut audiens yang benar dan perluasan audiens dilakukan dengan cara yang benar," Kosuke menjelaskan. "Anda perlu memahami kinerja seluruh kampanye dan perbedaan kinerja di antara media."

Pada hari ketiga, Presiden Digital Nielsen Jepang, Jun Miyamoto, menjadi pembicara dalam sesi Adweek Data Track dengan topik transparansi dalam iklan digital. Makoto Koide dari Shiseido Jepang dan Toru Takada dari Yahoo Jepang bergabung dengannya di atas panggung untuk mendiskusikan upaya transparansi dari sudut pandang pengiklan, serta perspektif media.

Pada akhirnya, ketiganya sepakat bahwa pengukuran yang memastikan transparansi oleh pihak ketiga yang netral diperlukan. Dalam hal jenis pengukuran, pengukuran berbasis orang diperlukan, bukan pengukuran cookie atau ID iklan. Dan pengukuran tidak hanya diperlukan untuk memahami keterpaparan, jangkauan target juga penting.

"Sangat penting untuk menstandarisasi indikator iklan digital dan memverifikasi efek iklan di seluruh media," kata Jun, "Di masa depan, standarisasi indeks iklan dengan digital dan TV juga diperlukan."

Pada hari terakhir konferensi, Satoshi Imada, Analis Senior Nielsen Digital, menuju ke panggung teknologi sebagai bagian dari jalur MarTech. Dalam sesi "Tren Digital 2017", Satoshi berbicara tentang lima hal yang perlu diperhatikan dalam merancang komunikasi tentang digital untuk konsumen di Jepang.

"Mengetahui data yang akurat tentang perilaku konsumen adalah langkah pertama dalam komunikasi," jelas Satoshi. "Penting untuk mencakup data di seluruh Jepang dan menggunakan data tersebut untuk memahami tren penggunaan seluruh lingkungan digital tanpa bias pada perangkat, OS, atau segmen pengguna tertentu."

Meskipun smartphone dan aplikasi adalah masalah prioritas utama, Satoshi mengingatkan bahwa mereka masih harus kompatibel dengan PC dan browser. Di Jepang, 60% orang menggunakan internet dari PC, sementara dalam kategori seperti perjalanan, ada lebih banyak lagi pengguna dari PC. Para pemasar perlu membentuk strategi perangkat mereka sesuai dengan target dan tujuan.

Di Jepang, komunikasi dibagi menurut tujuan dan konteks konsumen. Sebagai contoh, pria berusia 20-34 tahun sering menggunakan film dan layanan kurasi di smartphone, sementara wanita sering menggunakan kosmetik, memasak, dan layanan pasar bebas. Namun, ketika berbicara tentang demografi, penting untuk berpikir di luar segmen yang umum. Tidak hanya terdapat perbedaan di antara generasi, tetapi juga layanan yang digunakan juga berbeda bahkan dalam generasi yang sama.

Bagi para pemasar, penting juga untuk memahami layanan-layanan baru yang muncul, dan hal ini membutuhkan pemahaman tentang di mana orang-orang berkumpul dan menghabiskan waktu, serta apa yang dilakukan oleh konsumen mereka dengan waktu mereka. Pada bulan Oktober 2016, jumlah pengguna layanan baru yang paling banyak adalah Pokemon GO (11,26 juta), SNOW (3,82 juta), dan AbemaTV (3,8 juta).

Terakhir, Satoshi menekankan pentingnya menanggapi perubahan dalam periklanan digital di era ketika menonton film di smartphone sedang meningkat. Di Amerika Serikat, pemanfaatan video on demand (SVOD) berlangganan adalah 50%, sementara di Jepang hanya 14%. Pengiklan perlu beradaptasi dengan cepat seiring berkembangnya situasi ini.