Kontak media: Mila Lubis, Telepon: +62 855 108 2304, Email: miladinne.lubis@nielsen.com
Belanja Iklan Januari-September 2018 Naik 5 Persen
Kategori Pemerintahan dan Partai Politik menyumbang total belanja iklan sebesar Rp 2,9 triliun.
Penyelenggaraan acara olahraga menjadi salah satu pendorong belanja iklan.
Jakarta, 30 Oktober 2018 โ Pertumbuhan belanja iklan sepanjang Januari-September 2018 menunjukkan tren positif sebesar 5 persen. Dengan total belanja iklan baik di media televisi dan cetak mencapai Rp 114,4 Triliun. Pada kuartal ketiga tahun 2018 ini, belanja iklan masih tumbuh secara perlahan sebesar 4 persen dengan total belanja iklan sebesar Rp 39 Triliun dibandingkan kuartal ketiga pada tahun 2017.
Porsi belanja iklan di media televisi masih stabil tumbuh sebesar 9 persen, dengan total belanja iklan mencapai Rp 93,8 Triliun dan tetap menjadi kontributor terbesar belanja iklan pada kuartal ini. Selama kuartal ketiga 2018, kategori Pemerintahan dan Politik menjadi penyumbang belanja iklan terbesar dengan total belanja iklan Rp 2,9 Triliun, atau tumbuh 40 persen. Kategori Layanan Online berada di urutan kedua dan tumbuh 45 persen dengan total belanja iklan mencapai Rp 2,4 Triliun. Di urutan ketiga adalah kategori Perawatan Rambut dengan belanja iklan sebesar Rp 2,1 Triliun. Disusul dengan kategori Rokok Kretek dengan belanja iklan mencapai Rp 1,6 Triliun dan tumbuh 8 persen. Selanjutnya, kategori Perawatan Wajah berada di urutan kelima dengan total belanja iklan sebesar Rp 1,5 Triliun, tumbuh tipis 0,2 persen.
Dari segi merek-merek yang beriklan di televisi sepanjang kuartal ketiga 2018, Kementerian Kesehatan menjadi pengiklan terbesar dengan total belanja iklan Rp 523,8 Miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 31 persen. Di peringkat kedua adalah Indomie dengan total belanja iklan Rp 394 Miliar, tumbuh sebesar 40 persen. Disusul oleh Bukalapak dengan total belanja iklan sebesar Rp 368,5 Miliar, tumbuh sebesar 403 persen. Di peringkat keempat dan kelima ada Kapal Api dan Pantene Hair Fall Control dengan total belanja iklan masing-masing sebesar Rp 248,7 Miliar (+263 persen) dan Rp 246,6 Miliar (+24 persen).
Sementara itu, dari sisi merek-merek yang beriklan di media cetak, Komisi Pemilihan Umum (KPU) berkontribusi paling besar dengan total belanja iklan sebesar Rp 517,3 Miliar dan mengalami pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun sebelumnya sehubungan dengan pelaksanaan pemilihan anggota DPRD. Pemerintah Daerah Sumatera Selatan juga menjadi penyumbang belanja iklan tertinggi dengan total belanja iklan mencapai Rp 115,9 Miliar, tumbuh sebesar 14 persen. Pengiklan terbesar ketiga adalah Honda Motorcycles dengan total belanja iklan Rp 99 Miliar, tumbuh sebesar 38 persen.
Sementara itu, produsen bahan bakar dan pelumas mendominasi iklan di radio, seperti Shell dengan belanja iklan mencapai Rp 15,2 Miliar, disusul oleh Castrol dengan total belanja iklan Rp 10 Miliar. Peringkat ketiga, Success Warehouse (toko bahan material), menyumbangkan total belanja iklan sebesar Rp 4,3 Miliar. Sementara di peringkat keempat dan kelima, Tokopedia dengan belanja iklan sebesar Rp 3,6 Miliar dan Lasegar dengan total belanja iklan mencapai Rp 3,4 Miliar.
PERISTIWA OLAHRAGA BESAR SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR PENYUMBANG BELANJA IKLAN
Kuartal ketiga 2018 yang semakin meriah dengan berbagai acara olahraga besar seperti Piala Dunia dan Asian Games. Tak dapat dipungkiri bahwa ini juga menjadi momentum bagi para pelaku industri dan pemilik merek untuk berlomba-lomba menggencarkan iklannya, khususnya di televisi karena momen ini terbukti menarik perhatian para pemirsa televisi.
Pada bulan Juli saja, penonton siaran Piala Dunia berhasil mencapai angka jangkauan hingga 65 persen. Dari segi pangsa penonton, pertandingan final antara Prancis dan Kroasia mendominasi perhatian penonton dengan perolehan rating sebesar 5,5 persen dan pangsa 27,5 persen.
Pertandingan lain yang juga mendapatkan rating dan share yang cukup tinggi adalah pertandingan pada babak 16 besar yang mempertemukan Brasil dan Meksiko dengan rating 5,3 persen dan share 23,6 persen. Pertandingan antara Spanyol dan Rusia juga memperoleh rating dan share yang cukup tinggi, masing-masing adalah 5 persen dan 22,9 persen.
Tren serupa juga terjadi pada Asian Games 2018. Berdasarkan pemantauan Nielsen Television Audience Measurement (TAM) di 11 kota selama penyelenggaraan Asian Games 2018 yang berlangsung pada 18 Agustus โ 2 September 2018, terlihat tren jangkauan (Reach) siaran yang terus meningkat. Hingga akhir Asian Games 2018, angka kumulatif pemirsa yang berhasil dijangkau mencapai 85,4 persen penonton televisi.
Peringkat tertinggi masih diraih oleh pertandingan sepak bola antara Indonesia dan Hong Kong, yang meraih rating 9,4 persen dan share sebesar 35,6 persen. Disusul oleh olahraga favorit, bulu tangkis, antara Indonesia dan China dengan angka rating 7,9 persen dan share 35,6 persen. Pertandingan sepak bola antara Indonesia dan Uni Emirat Arab mendapat rating dan share yang cukup tinggi, masing-masing 7,9 persen dan 40,2 persen.
Melihat tingkat penonton yang cukup besar selama penyelenggaraan acara olahraga tersebut pada kuartal ketiga 2018, Nielsen Ad Intel juga mencatat bahwa sepanjang kuartal ketiga, total belanja iklan televisi mencapai Rp 31,9 Triliun. Dari nilai total tersebut, kontribusi dari penyelenggaraan Piala Dunia 2018 pada bulan Juli saja mencapai belanja iklan sebesar Rp 311,2 Miliar, sedangkan Asian Games 2018 dengan total belanja iklan sebesar Rp 747,8 Miliar.
โMomen-momen seperti penyelenggaraan Piala Dunia dan Asian Games ini tentunya mendatangkan peluang yang cukup langka bagi pengiklan karena tidak terjadi setiap tahun. Bahkan pelaksanaan Asian Games di Indonesia mungkin akan terjadi lagi dalam belasan atau puluhan tahun mendatang.โ kata Hellen Katherina, Direktur Eksekutif Media, Nielsen Indonesia.
Oleh karena itu, selama penyelenggaraan Piala Dunia 2018 dan Asian Games 2018, pengiklan tidak hanya mengalokasikan anggaran iklan mereka dalam bentuk iklan di jeda komersial, tetapi juga iklan di dalam program (sponsorship). Selama penyelenggaraan Piala Dunia 2018, Traveloka menjadi merek yang cukup banyak beriklan pada kedua bentuk iklan ini, dengan penempatan sebanyak 711 spot pada jeda komersial dan 403 spot di dalam program. Vivo juga menjadi merek lain yang cukup banyak beriklan dengan jumlah 562 spot di jeda komersial dan 331 spot di dalam tayangan program.
Sementara Indomie lebih banyak menempatkan iklannya di dalam tayangan program, yaitu sebanyak 713 spot, dan di jeda komersial sebanyak 346 spot. Menariknya, dua merek produk kopi juga banyak muncul pada penempatan iklan di dalam program, di antaranya Kopi ABC sebanyak 380 spot dan Kapal Api 283 spot.
Sementara untuk penyelenggaraan Asian Games, merek-merek seperti Bukalapak, Grab, dan Extra Joss mendominasi penempatan iklan, baik iklan di jeda komersial maupun di dalam program. Bukalapak menjadi kontributor terbesar dengan beriklan sebanyak 718 spot pada jeda iklan dan 4.114 spot pada iklan dalam program. Penempatan iklan Grab pada jeda iklan menyumbangkan 215 spot iklan dan 1.007 spot pada iklan dalam program. Sedangkan Extra Joss lebih banyak menempatkan iklannya pada Iklan dalam Program sebanyak 2.230 spot, sementara hanya 153 spot iklan pada iklan dalam jeda iklan.
Pesan untuk Jurnalis dan Editor:
โ Nielsen sangat menyarankan agar jurnalis dan editor mencantumkan secara singkat metodologi riset Nielsen dalam berita, apabila merujuk data Nielsen sebagai sumber informasi.
โ Untuk menghindari ketidaktepatan dalam menggunakan referensi data Nielsen, silakan hubungi kontak Nielsen di atas untuk klarifikasi informasi.
โ Nielsen memiliki hak untuk menanggapi ketidaktepatan penggunaan data Nielsen dalam pemberitaan.
TENTANG NIELSEN AD INTEL
Informasi belanja iklan diperoleh dari data Ad Intel yang memantau aktivitas periklanan di Indonesia. Pada tahun 2017, pemantauan iklan mencakup 15 stasiun TV nasional, 99 surat kabar, dan 120 majalah dan tabloid. Angka belanja iklan didasarkan pada tarif bruto, tanpa memperhitungkan diskon, bonus, promo, harga paket, dan sebagainya.
TENTANG PENGHITUNGAN PENONTON TV NIELSEN
Informasi penonton TV diperoleh dari data Pengukuran Penonton TV yang mencakup pemantauan penonton terhadap semua stasiun televisi nasional terhadap lebih dari 8.000 orang berusia 5 tahun ke atas. Data pemirsa diperoleh dari people meter di televisi rumah tangga yang menjadi panel Nielsen di 11 kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar, dan Banjarmasin).
TENTANG NIELSEN
Nielsen Holdings plc (NYSE: NLSN) adalah perusahaan riset pengukuran dan analisis data global yang menyediakan gambaran paling lengkap dan terpercaya yang tersedia bagi konsumen dan pasar di seluruh dunia. Pendekatan kami menggabungkan data milik Nielsen dengan sumber data lain untuk membantu klien di seluruh dunia memahami apa yang terjadi saat ini, apa yang akan terjadi selanjutnya, dan cara terbaik untuk merespons berdasarkan pengetahuan ini. Selama lebih dari 90 tahun, Nielsen telah menyediakan data dan analisis berdasarkan pengetahuan ilmiah yang terpercaya dan inovasi, serta secara berkelanjutan terus mengembangkan cara baru untuk menjawab pertanyaan paling penting yang dihadapi industri barang konsumsi, media, periklanan, ritel, dan industri barang cepat habis.
Nielsen, sebuah perusahaan S&P 500, beroperasi di lebih dari 100 negara yang mencakup lebih dari 90 persen populasi dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.nielsen.com
