Jakarta, 10 Februari 2016 – Pertumbuhan belanja iklan di akhir tahun 2015 ini bergerak positif dengan angka pertumbuhan sebesar 7% untuk total TV dan media cetak, dan mencapai angka 118 Triliun. Pada kuartal empat 2015 saja, belanqja iklan TV dan media cetak meningkat sebesar 17% dibandingkan dengan pada kuartal empat tahun 2014. Demikian menurut data Nielsen Advertising Information Services.
“Pergerakan pertumbuhan belanja iklan memang negatif di awal 2015, namun tanda-tanda memulihnya aktivitas belanja iklan sudah mulai terlihat di kuartal ketiga 2015 dan terus bergerak naik hingga di akhir tahun menjadi positif. Angka pertumbuhan di kuartal empat yang kembali seperti sediakala mengindikasikan bahwa kepercayaan diri pasar sudah mulai kembali.” tutur Hellen Katherina, Direktur Eksekutif Media, Nielsen Indonesia.
Dari sisi kategori produk, sepanjang tahun 2015 kategori Pemerintahan dan Organisasi Politik masih memberikan kontribusi tertinggi untuk nilai belanja iklan, yaitu mencapai Rp7,4 Triliun, dengan angka pertumbuhan tahunan meningkat sebesar 7%. Di urutan berikutnya adalah Produk Perawatan Rambut dengan total belanja iklan sebesar Rp 4,47 Triliun yang bertumbuh sebesar 5%, disusul oleh Rokok Kretek dengan total belanja iklan sebesar 4,34 Triliun bertumbuh sebesar 16%. Di antara beberapa kategori utama yang tingkat pertumbuhannya paling pesat adalah Layanan Online (e-commerce) yang tumbuh sebesar 44% menjadi Rp3,51 Triliun di sepanjang tahun 2015.
Sementara itu jika dilihat dari merek-merek yang beriklan baik di TV maupun media cetak, dua merek mi instan terbesar yaitu Indomie dan Mie Sedaap menjadi kontributor tertinggi dengan total belanja iklan masing-masing sebesar Rp971 Miliar dan Rp733 Miliar. Menyusul dua merek tersebut adalah dari kategori layanan e-commerce yaitu Traveloka dan Tokopedia yang turut menjadi kontributor belanja iklan utama dengan nilai masing-masing Rp697 Miliar dan Rp625 Miliar. Keduanya meraih tingkat pertumbuhan belanja iklan tahunan yang sangat signifikan yaitu Traveloka dengan 187% dan Tokopedia sebesar 1.611%.
Jika dilihat dari jenis medianya, pertumbuhan belanja iklan di tahun 2015 lebih didorong oleh pergerakan yang positif di TV yaitu secara total meningkat sebesar 12%.
Memfokuskan di Belanja Iklan Koran
Pertumbuhan belanja iklan koran di kuartal empat tahun 2015 menunjukkan pergerakan yang positif, yaitu tumbuh sebesar 1%. Walaupun angka pertumbuhan tahunan masih menurun sebesar -4%, namun kecenderungannya sudah membaik dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya. Total belanja iklan koran di akhir tahun 2015 mencapai Rp30,8 Triliun.
Sedikit berbeda dengan iklan televisi yang lebih banyak didominasi oleh iklan produk-produk konsumsi (FMCG-Fast Moving Consumer Goods), iklan di koran lebih banyak didominasi oleh iklan layanan jasa atau produk konsumen selain makanan. Untuk belanja iklan di koran, iklan dari kategori Pemerintahan dan Organisasi Politik berada di urutan pertama dengan nilai belanja iklan mencapai Rp5,3 Triliun, jumlah yang sangat besar bahkan melebihi belanja iklan kategori apapun di televisi. Kategori ini juga mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 8%. Di urutan berikutnya dengan selisih cukup jauh adalah iklan Korporasi dan Layanan Sosial yang mencapai Rp2,3 Triliun, kemudian diikuti oleh kategori Real Estate dan Perumahan yaitu mencapai Rp1,8 Triliun.
Proporsi belanja iklan dari kategori Pemerintah dan Organisasi Politik lebih besar di koran dibandingkan dengan yang di televisi, yaitu mencapai 73%. Aktivitas-aktivitas politik yang terjadi secara berkala diduga menjadi pendorong tumbuhnya kategori ini. Belanja iklan dari Pemerintah Daerah meraih porsi belanja iklan terbesar yaitu mencapai 68% dari total belanja iklan Pemerintah dan Organisasi Politik atau setara dengan Rp3,1 Triliun. Adapun belanja iklan partai politik dan institusi politik mencapai sekitar Rp529 Miliar. Di samping itu, belanja iklan dari Kementrian mengalami peningkatan yang tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yaitu tumbuh sebesar 62%.
Untuk iklan Pemerintah Daerah, jenisnya didominasi oleh artikel atau advertorial yang mencapai 56% dari keseluruhan iklan yang dipasang oleh Pemerintah Daerah. Sisanya berupa ucapan selamat (Congratulations Ad)sebesar 15%, pengumuman sebesar 14%, dan pemberitahuan acara spesial sebesar 12%.
Pemerintah Daerah yang mempunyai belanja iklan paling tinggi adalah Pemda Riau dengan nilai belanja mencapai Rp569 Miliar untuk sepanjang tahun 2015, kemudian disusul oleh Pemda Kalimantan Timur yang mencapai Rp534,8 Miliar. Dibandingkan dengan tahun lalu, keduanya tumbuh positif sebesar masing-masing 22% dan 72%. Di urutan ke tiga dengan selisih cukup jauh adalah Pemda Kepulauan Riau yang mencapai Rp341 Miliar dan tumbuh sebesar 15%.
Belanja iklan Kementrian yang meningkat cukup tinggi dibandingkan dengan tahun lalu didorong terutama oleh Kementrian Pariwisata yang tumbuh sebesar 2.627% hingga mencapai Rp5,4 Miliar. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa pemerintah memperkuat komitmennya untuk menggerakkan pariwisata di Indonesia melalui strategi promosi beriklan. Hal ini juga direspon positif oleh pelaku industri, terlihat dengan adanya peningkatan belanja iklan dari kategori Hotel dan Restoran yaitu sebesar 16%.
Tentang Advertising Information Services Nielsen
Informasi belanja iklan dikumpulkan dari data Advertising Information Services yang memonitor aktivitas periklanan Indonesia. Mencakup 15 stasiun TV, 101 surat kabar dan 133 majalah dan tabloid. Semua angka didasarkan pada gross rate card, tanpa menghitung diskon, promo, dll.
Tentang Nielsen
Nielsen Holdings N.V. (NYSE:NLSN) adalah sebuah perusahaan informasi dan pengukuran global yang menjadi pemimpin pasar dalam informasi pemasaran dan konsumen, televisi dan pengukuran media lainnya, online, pengukuran mobile, pameran perdagangan dan properti terkait. Nielsen beroperasi di sekitar 100 negara, dengan kantor pusat di New York, USA dan Diemen, Belanda. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.nielsen.com.